iklan

Heboh ! Tabloid "Capres Boneka" Bergambar Jokowi Beredar

Tabloid "Capres Boneka" Bergambar Jokowi Beredar - Sejumlah masjid di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dikejutkan dengan tumpukan tabloid yang berisi tentang pemberitaan calon presiden Joko Widodo. Ketua Takmir Masjid Nurul Iman, Sukma Firdaus, mengaku tidak tahu-menahu soal kiriman tabloid tersebut.


"Saya tidak tahu kapan ditaruh dan siapa yang mengirimnya. Tiba-tiba jemaah sudah membacanya," katanya, Senin (26/5/2014).

Halaman depan tabloid bernama Obor Rakyat itu memuat gambar Jokowi mencium tangan Megawati Soekarnoputeri dan tulisan berjudul "Capres Boneka". Salah satu sub-judul tabloid bertuliskan "184 Caleg Non Muslim PDI-P untuk kursi DPR RI".

Sementara itu, alamat redaksi tabloid tersebut tertulis di Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur.

Menurut Sukma, Masjid Nurul Iman di Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, dikirimi 50 eksemplar tabloid itu. Menurut dia, tumpukan tabloid itu tiba-tiba sudah ada dan cepat menyebar ke jemaah yang sering shalat di masjid.

Menurut Sukma, setelah dibaca, isi tabloid tersebut lebih banyak membedah sisi negatif pribadi Jokowi. Hal itu, lanjutnya, terlihat dari judul-judul yang ditampilkan di setiap halaman, seperti "Capres Boneka Suka Ingkar Janji", "Disandera Cukong dan Misionaris", "Dari Solo sampai Jakarta De Islamisasi ala Jokowi", serta "Cukong-cukong di Belakang Jokowi".

"Saya baca semuanya tentang kebusukan Jokowi. Tidak ada yang memberitakan sisi positif seorang Jokowi," imbuhnya.

Selain berita-berita sisi negatif Jokowi, ada pula wawancara Ketua MUI Kholil Ridwan. Wawancara tersebut diberi judul "Jokowi Selalu Mewariskan Jabatan ke Non Muslim". Bagian sampul belakang bergambar Jokowi dengan hidung dibuat panjang mirip tokoh film Pinokio.

"Banyak juga jemaah masjid yang terpengaruh, misalnya Jokowi keturunan China, non-Muslim, dan punya misi negatif jika jadi presiden RI," ungkap Sukma.


Pria yang juga mantan aktivis mahasiswa ini mengaku kecewa dengan beredarnya tabloid berbau provokasi tersebut. Pasalnya, hampir semua berita yang disajikan tidak ada klarifikasi dari Jokowi. Seharusnya, menjelang pilpres, lanjut Sukma, isu-isu negatif jangan disebarkan agar masyarakat tidak memiliki asumsi negatif.

[ Kompas.com ]